logo yayasan mujahidin

Sedang memuat ...

Berita

Foto KHUTBAH JUM'AT KE 2117 _ 22 NOVEMBER 2019  "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

KHUTBAH JUM'AT KE 2117 _ 22 NOVEMBER 2019 "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

Intisari Khutbah Jum’at

22 November 2019 M | 25 Rabi’ul Awal 1441 H

Disampaikan Khatib :

Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag

(Anggota Dewan Syariah Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat/

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Barat)

Tema :  "JANGAN MEMANDANG REMEH KEBAIKAN WALAU SEKECIL APAPUN"

Link Video 

https://www.youtube.com/watch?v=IXYGq_31RGk&feature=youtu.be

 

Alhamdulillah, kita bersyukur, berterima kasih ke hadirat Allah SWT. atas semua nikmat yang Allah limpahkan kepada kita sekalian sehingga dapat melakukan berbagai aktifitas dan tugas keseharian terutama dapat hadir melaksanakan shalat jumat. Mari kita manfaatkan nikmat yang Allah limpahkan kepada kita apa pun bentuknya dengan cara meningkatkan kualitas diri, kualitas amal, dan kualitas takwa sehingga hidup kita semakin berkualitas peneuh keberkahan dan menjadi yang terbaik.

Dalam sebuah hadis bersumber dari Abi Bakrah, Rasulullah SAW. Pernah ditanya:

أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ قَالَ فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ (الترمذى)

Siapakah manusia yang terbaik ya Rasulullah SAW.? Beliau menjawab: ”Orang yang terbaik ialah orang yang panjang umurnya dan kualitas amalnya makin bagus. Lalu ditanya lagi, manusia yang terburuk? Beliau menjawab: ”Orang yang umurnya panjang, tapi kualitas amalnya justru makin buruk. (HR. Tirmidzi).

Menjadi orang yang terbaik dengan cara di antaranya meneladani kehidupan Rasulullah SAW. Meneladani akidah dan tauhidnya, meneladani ibadahnya, dan meneladani akhlaknya dalam semua lini kehidupan kita. Allah SWT. berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. al-Ahzab, 33: 21).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya pada zaman Nabi SAW. Di Madinah ada seorang perempuan tua berkulit hitam yang biasanya setiap hari setiap saat membersihkan masjid. Suatu ketika Rasulullah SAW. Datang ke masjid, perempuan tua hitam pembersih masjid itu tidak kelihatan. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, mana perempuan itu? Mereka menjawab, "Ia sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu, ya Rasulullah. "Mendengar jawaban dari salah satu sahabatnya itu Rasulullah berkata, "Mengapa kalian tidak memberitahukan berita kematiannya kepadaku? "Saat itu sepertinya para sahabat tidak memandang perempuan tua dan hitam itu sebagai sosok yang penting. Dianggap remeh. Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Tunjukkan kepadaku di mana kuburannya! "Lalu para sahabat bergegas menunjukkan kuburannya kepada Rasulullah SAW. Setelah sampai di kuburannya, Rasulullah shalat ghaib di atas kuburannya mendoakannya. (HR. Muslim).

Rasulullah SAW. Member contoh agar member perhatian dan penghargaan kepada pekerja-pekerja social kemanusiaan apalagi berbasis agama, sebagaimana perempuan tua itu yang masih produktif bekerja untuk masjid dan orang lain agar nyaman beribadah.

Dalam kasus yang lain, keteladanan Rasulullah SAW. Yang perlu dicontoh adalah sebagaimana dalam hadis riwayat Ahmad bersumber dari Ibnu Abbas. Suatu malam Rasulullah SAW. bangun. Lalu hendak melaksanakan shalat. Beliau menuju ke tempat wudhu. Ternyata seluruh perlengkapan wudhu sudah tersedia. Beliau bertanya kepada istrinya (Maimunah).مَنْ وَضَعَ هَذَا؟  Siapa yang mempersiapkan semua ini?

فَقَالَتْ مَيْمُونَةُ: يَا رَسُولَ اللهِ وَضَعَ لَكَ هَذَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ

Istri beliau menjawab: “Itu semua disiapkan oleh Abdullah ibn Abbas untuk baginda Rasulullah. Spontan Rasulullah SAW. Mengapresiasinya dengan mendoakan Abdullah ibn Abbas. Beliau berdoa:

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأوِيلَ

Ya Allah, berilah pemahaman agama kepadanya (Ibnu Abbas), dan ajarilah ia tentang takwil, maksudnya tafsir al-Qur’an. (HR. Ahmad).

Hadis ini mengajarkan kepada kita, apabila ada orang telah membantu kita, sebaiknya kita berusaha berbuat baik kepadanya, misalnya mendoakan yang bersangkutan, sebagaimana Rasulullah SAW. Mendoakan kepada Ibnu Abbas yang telah membantunya menyiapkan air untuk wudhu.

Dalam kehidupan kita, seringkali banyak dibantu orang lain, biasakanlah mengucapkan terima kasih, sambil mendoakan mereka. Semoga Allah memurahkan rezeki Anda. Semoga Anda panjang umur dan selalu dalam keadaan sehat. Jangan biasakan cuek terhadap kebaikan orang lain. Mengapa kita harus mendoakan orang tua kita, guru-guru kita, para ulama? Sebab mereka telah banyak berjasa berbuat kepada kita. Kita bias hidup seperti hari ini, bias tahu dan mengerti masalah agama, karena perbuatan baik mereka. Maka mendoakan mereka itulah akhlak terpuji. Jangan cueki apalagi menyakiti mereka. Demikian juga, walau pun belum sempat berbaik baik secara nyata, tapi minimal kita bias mengeluarkan kata-kata yang baik dan bijak.

قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan. Allah maha Kaya lagi Mah aPenyantun. (QS. al-Baqarah: 263).

Semoga kita menjadi yang terbaik dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW.